desakan 19

Ini, malam-malam terakhir di 19. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang sangat menspesialkan –hari ulangtahun- namun, entah mengapa ingin kutulis sedikit sebagai perwujudan ekpresi pada Yang Maha Menciptakan. Baiklah..
“terimakasih 19, engkau mengajariku beberapa bahagia dan luka kebanyakan.” Aku jadi sedikit mengingat doa kejiku dahulu..
“ya Rabb, beri usiaku hingga 19 saja karna aku tahu dan sudah sangat paham dengan pedihnya ataupun lukanya, jangan tambahkan lagi sesuatu yang akan membuatku terus menangis..”
Yap, itu doa labil dari seorang gadis SMP yang sudah sangat paham benar sakit, terjatuh, dan banyak menangis.
Hingga tiba di usia-usia selanjutnya dimana kutemukan teman, kutemukan keluarga, dan.. dia
Aku mulai merevisi doaku
Ya Rabb, tambahkan usiaku, aku ingin membahagiakan mereka dahulu.
Kupikir, kehilangan mereka adalah hal yang paling membunuhku. Tapi ternyata, melihat mereka tak bahagia karenaku bisa lebih membunuh. Pelan tapi pasti, aku dipilihkan untuk berjalan sendiri. Sangat amat sendiri.
Aku sangat terlihat seperti hantu. Tak berwujud dan sangat tidak berhak menyandang “aku”
selamat menuju 20. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharp, Principal, Diffuse dan Fundamental

Sholat Menangis? Lantas?

Indahnya Kembang Api dan Kimianya