Teori Mekanika Kuantum - Ketidakpastian Ilmiah
Berikut yang coba saya paparkan adalah materi yang
benar-benar menjelaskan makna ketidakpastian yang sebenarnya dalam kehidupan.
Diawali oleh teori atom Bohr yang memiliki beberapa
kekurangan yakni tidak dapat menjelaskan beberapa teori sebagai berikut: efek
zeeman yaitu terpecahnya garis spektum bila atom terdapat pada medan magnet,
dan spektrum garis pada atom berelektron banyak. Perbaikan dan pengembangan
teori ini dilakukan oleh Louis de Broglie, Wolfgang Pauli, Erwin Schrodinger,
dan Warner Heisenberg yang selanjutnya disebut Teori Atom Mekanika Kuantum.
Model Atom Dalton
Pada awal abad ke-19,John Dalton mengembangkan suatu teori
tentang atom yang secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut:
1.
Zat terdiri dari atom-atom yang merupakan
seseuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
2.
Atom-atom penyusun suatu zat tertentu memiliki
sifat yang sama.
3.
Perbedaan antara satu zat dengan zat lain
disebabkan oleh perbedaan atom-atom penyusunnya.
4.
Reaksi kimia pada dasarnya merupakan penyusunan
kembali atom-atom penyusun zat.
5.
Dalam reaksi kimia, jumlah atom yang terlibat
memilki perbandingan tertentu yang sederhana.
6.
Atom suatu unsur tidak dapat berubah menjadi
unsur lain.
Kemudian pada tahun 1911 Ernest Rutherford berhasil
membuktikan bahwa ternyata muatan positif atom tidak tersebar merata di seluruh
bagian atom, tetapi terkonsentrasi di bagian tengah atom yang kemudian disebut
inti atom dan secara langsung mematahkan model atom Thomson.
Model Atom Rutherford
Rutherford melakukan
percobaan hamburan partikel . Yang secara garis besar
memiliki kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pada atom terdapat inti atom yang merupakan
konsentrasi muatan positif atom berukuran kecil tapi memilki massa yang besar.
2.
Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan
ruang kosong. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya partikel yang diteruskan dalam percobaan Ruthertford.
3.
Muatan negatif elektron bergerak mengitari inti
atom pada jarak tertentu, seperti halnya pada sistem tata surya, dimana
planet-planet bergerak mengelilingi matahari.
Pemaparan percobaan yang dilakukannya adalah sebagai
berikut:
Rutherford menghamburkan partikel Berkas partikel tersebut, partikel yang
bermuatan positifnya ditembakkan ke arah suatu logam tipis, misalnya terbuat
dari emas. Menurut model atom Thomson, partikel alfa yang ditembakan ini akan
menembus lurus logam emas dan tidak dihamburkan karena massa partikel jauh lebih besar daripada massa elektron.
Sedangkan menurut Rutherford sebagian besar partikel diteruskan karena sebagian besar atom
merupakan ruang kosong. Dan, ada sedikit partikel yang justru terpantul dengan sudut yang besar,
bahkan berbalik arah. Ini hanya terjadi apabila partikel ditolak oleh suatu konsentrasi muatan positif.
Struktur Atom Hidrogen
Ketika zat padat dipanaskan terus menerus, dan gas pada
tekanan rendah pun diperlakukan hal serupa maka zat ini akan memancarkan cahaya
dalam bentuk spektrum kontinu. Pancaran atom radiasi cahaya ini disebabkan oleh
getaran atom-atom penyusun zat padat. Gas hanya memancarkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Jika diamati melalui spektrometer maka akan
diperoleh garis-garis terang, atau spektrum emisi. Spektrum emisi menunjukkan
bahwa hanya panjang gelombang tertentu yang dipancarkan. Secara umum, suatu spektrum
emisi/spektrum garis merupakan karakteristik dari atom atau molekul zat
tertentu. Ketika cahaya putih dilewatkan pada suatu gas yang relatif dingin,
dapat diamati bahwa ada beberapa panjang gelombang atau frekuensi yang diserap.
Dengan demikian, diperoleh spektrum berupa garis-garis gelap pada spektrum
kontinu, yang disebut spektrum absorpsi. Jika dibandingkan ternyata garis terang
dan garis gelap ini terjadi pada frekuensi yang sama.
Pada tahun 1885, J.J. Balmer menemukan empat buah garis pada
spektrum hidrogen yang memilki panjang gelombang sebesar 656 nm, 486 nm, 434 nm, 410 nm.
Garis-garis pada spektrum hidrogen ini ternyata cocok dengan rumus
= R ( 1/22 – 1/n2 ), n =
3, 4, 5, .....
Dengan n adalah 3, 4, 5, dan 6 untuk
keempat garis yang diamati, dan R adalah tetapan Rydberg sebesar 1,097 x 107
m-1. Keempat garis yang ditemukan Balmer ini desebut deret Balmer.
Deret Balmer juga berkembang sampai ke daerah ultraviolet dengan . Adapaun beberapa percobaan
lain berhasil menemukan garis-garis yang tetap cocok dengan rumus yang berlaku
yaitu sebagai berikut:
a. Deret Lyman (deret ultraungu)
= R ( 1/12 –
1/n2 ), n = 2, 3, 4, ....
b.
Deret Balmer (cahaya tampak)
= R ( 1/22 –
1/n2 ), n = 3, 4, 5, ....
c.
Deret Paschen
= R ( 1/32 –
1/n2 ), n = 4, 5, 6, ....
d.
Deret Brackett (deret inframerah II)
= R ( 1/42 –
1/n2 ), n = 5, 6, 7, ....
e.
Deret Pfund
= R ( 1/52 –
1/n2 ), n = 6, 7, 8, ....
Adapun kelemahan dari teori Rutherford
ini yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak dapat menjelaskan mengapa atom
mempunyai spektrum garis.
2.
Elektron bergerak mengelilingi inti
karena lintasannya melingkar, maka elektron dipercepat. Ketika dipercepat,
elektron harus memancarkan cahaya dan sesuai dengan hukum kekekalan energi,
energi harus berkurang. Akibatnya elektron akan bergerak melingkar mengecil
menuju inti atom.
3.
Meramalkan spektrum kontinu, padahal dari
percobaan diperoleh spektrum garis.
4.
Meramalkan bahwa atom-atom tidak stabil
pada orbitnya untuk memperoleh spektrum garis, padahal atom secara umum
bersifat stabil.
Model
Atom Bohr
Niels Bohr seorang fisikawan Denmark pada
1913 memberikan 3 postulat untuk menjelaskan teori atomnya. Pertama bohr
menyatakan bahwa hidrogen elektronnya bergerak mengitari inti atom dalam bentuk
orbit lingkaran. Postulat ini dikenal sebagai Postulat 1 Bohr. Pada keadaaan
ini terjadi keseimbangan Gaya Coulomb dan Gaya Sentripetal.
Fcoulomb = Fsentripetal
k = m
dengan q adalah besarnya muatan elektron
dan proton, v adalah kecepatan orbit, dan r adalah jari-jari orbit. Energi total
elektron sama dengan jumlah energi kinetik dijumlah energi potensial, yaitu:
E= EK + EP= 1/2mv2 – kq2/r
Kemudian dihasilkan
E=
kq2/2r - kq2/r = - ( kq2/2r)
Nilai E yang negatif menunjukkan bahwa
elektron dan inti saling terikat. Jika r mendekati tak hingga, maka E sama dengan
nol. Jika demikian, elektron tidak lagi terikat oleh inti atom dan mengalami ionisasi.
Kemudian Bohr mengansumsikan bahwa elektron momentum sudut yang bergerak mengitari inti atom bernilai diskret
(terkuantisasi). Besarnya momentum sudut ini sama dengan
mvr = n () dengan n= 1, 2, 3, ...
Bilangan n disebut bilangan kuantum
utama, sedangkan h adalah konstanta Planck yang besarnya 6,62 x 10-34
J s. Berdasarkan persamaan ini, besarnya kecepatan elektron yang mengorbit adalah
v =
Dan jari-jari orbit rn sama
dengan
rn = (h2/42kq2m)n2
dengan n = 1, 2, 3, ...
berdasarkan nilai rn ini,
besarnya energi elektron dapat dihitung dari
En = - (22k2q4m/h2)
Dengan memasukkan nilai besaran yang ada
dalam tanda kurung, maka diperoleh:
rn=0,0529n2
En = -
Dengan rn dinyatakan dalam
nanometer dan En dinyatakan dalam elektrovolt (eV).
Bohr juga mengasumsikan bahwa elektron
dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lainnya dengan memancarkan dan
menyerap energi. Ketika berpindah dari orbit yang lebih luar ke orbit yang
lebih dalam, elektron akan memancarkan energi sebesar E=hf, dengan f adalah
frekuensi gelombang yang dipancarkan. Jika elektron berpindah dari orbit yang
lebih dalam ke orbit yang lebih luar, elektron akan menyerap energi sebesar hf.
Pernyataan ini disebut sebagai Postulat 2 Bohr. Adapun teori pendukung Bohr
sebelumnya yaitu teori Planck yang berhasil menurunkan beberapa persamaan sehingga
menghasilkan persamaan sebagai berikut
E=hv
h=konstanta planck
v=frekuensi foton
Sedangkan kuanta sendiri merupakan satuan
perubahan energi baik yang berupa penyerapan atau pun pemanasan tertentu. Asumsi
tersebut bertentangan dengan Teori Fisika Klasik meskipun dalam Teori Fisika Klasik
diakui bahwa materi bersifat diskontinu, tetapi energi bersifat kontinu. Teori ini
digunakan Bohr untuk menjelaskan spektrum atom hidrogen yang telah disebutkan
di atas. Kelemahan teori Bohr adalah teori ini hanya menjelaskan spektra atom
berelektron satu, tetapi tidak dapat menerangkan spektra atom berelektron
banyak. Pendapat Bohr tentang elektron yang beredar di sekeliling inti atom
dengan jari-jari tertentu dan kecepatan tertentu adalah TIDAK BENAR.
Menurut mekanika kuantum, orbital sebuah
elektron TIDAK DAPAT diketahui dengan PASTI. Tetapi, peluang untuk memperoleh
sebuah elektron pada posisi tertentu dapat ditentukan.
Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg
Pada tahun 1905, Albert Enstein dapat
menjelaskan Efek Fotolistrik berdasarkan Teori Kuantum Planck. Efek Fotolistrik
adalah efek terlepasnya elektron dari atom-atom logam sehingga menimbulkan
aliran listrik karena disinari oleh cahaya (foto). Menurutnya, gelombang cahaya
juga memperlihatkan sifat-sifat partikel dimana cahaya terdiri atas
partikel-pertikel kecil yang dinamakan foton yang memiliki energi sebesar hv.
Hukum pertama termodinamika menjadi dasar
dari percobaan sebuah elektron pada permukaan logam menerima energi dari sebuah
foton, elektron akan terlepas dari permukaan logam dengan energi kinetik yang
besarnya sama dengan selisih antara energi foton dan energi ikatan elektron
pada logam. Kesimpulan dari percobaan ini adalah cahaya bersifat dualisme yang
artinya memiliki sifat sebagai gelombang dan sifat sebagai partikel.
Selanjutnya pada 1923, Louis de Broglie
mengajukan hipotesis bahwa elektron dan partikel lainnya berperilaku seperti
gelombang dan dapat terjadi dengan frekuensi tertentu saja. Hipotesis ini
dikemukakan berdasarkan sifat dualisme. Dengan persamaan sebagai berikut:
=
=panjang gelombang
h=konstanta planck
p=momentum partikel
m=massa partikel
v=kecepatan partikel
Salah satu prinsip Fisika Klasik
menyatakan bahwa posisi dan momentum sebuah partikel dapat ditentukan dengan
pasti. Namun Werner Heisenberg membantah dan mengatakan hal tersebut TIDAK
PASTI. Dia mengemukakan TIDAK MUNGKIN mengukur posisi dan momentum sebuah
partikel secara bersamaan dengan pasti. Jika posisinya diketahui secara pasti,
momentumnya tidak akan diketahui secara pasti. Demikian pula sebaliknya. Dengan
persamaan sebagai berikut:
h=konstanta planck = 6,626 x 10-27
erg detik ; 6,626 x 10-34 J detik
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan
bahwa ketidakpastian kecepatan elektron cukup besar dan mendekati kecepatan
cahaya di ruang hampa. Jadi, TIDAK MUNGKIN menentukan posisi elektron di
sekitar atom secara pasti. Perhitungan ini juga menunjukkan teori Bohr yang
menyatakan elektron bergerak pada orbital tertentu dengan kecepatan yang telah
diketahui adalah TIDAK BENAR.
Mekanika
Gelombang
Hipotesis Broglie merupakan awal
ditemukannya persamaan gelombang Schrodinger pada 1927. Schrodinger berhasil
menemukan gelombang yang dapat menerangkan pergerakan-pergerakan partikel
mikrokopis, misalnya pergerakan elektron. Schrodinger juga mengasumsikan bahwa
gelombang elektron adalah gelombang diam, yang memiliki sifat yang sama dengan
gelombang yang timbul pada sebuah kawat yang kedua ujungnya dikaitkan pada satu
tempat tertentu. Persamaan gelombang Scrodinger dalam suatu dimensi sebagai
berikut
-
h=konstanta planck
m=massa partikel
v=energi potensial partikel
e=energi total partikel
Dengan kesimpulan sebagai berikut
1.
Elektron hanya dapat memiliki energi
kinetik dengan nilai tertenti. Energi kinetik elektron mempunyai tingkat energi
tertentu dan tingkat energi tersebut ditunjukkan oleh bilangan kuantum utama.
2.
Pergerakan elektron di sekeliling inti
atom sifatnya terbatas dan dapat diperkirakan bahwa energi elektron bersifat
diskontinu. Selain itu, untuk menggambarkan gerakan elektron dibutuhkan empat
bilangan kuantum dan salah satu dari keempat bilangan tersebut menggambarkan
pergerakan elektron pada sumbunya.
Posisi elektron tidak dapat ditentukan
secara pasti oleh beberapa pandangan ilmiah, namun kemungkinan keberadaannya
dapat ditentukan melalui beberapa persamaan yang telah disebut di atas. Sehingga
materi ini saya simpulkan sebagai materi ketidakpastian.
Diani Iska Miranti
Daftar Pustaka:
Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007.
Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta:
Ganeca
Supiyanto. 2006. Fisika. Jakarta: PT. Phibeta
Aneka Gama.
Komentar
Posting Komentar