24 September 2014
“Ah, Lampung.. kenapa selalu seterik ini?” ocehanku pada siang hari yang begitu panas. Hari ini jadwal kuliah kosong mendadak setelah bapak dosen menyatakan kesibukannya dan menunda perkuliahan. Segera ku ambil handphone dan mengirim pesan singkat pada mas yanto “mas, jemput sekarang ya, biasa.. sekret” selang beberapa menit kemudian dia membalas “maaf neng, gabisa”. Kulihat uang di tas, tidak ada sepeserpun. Aku bergegas mencari Nila,nihil. Ini dia, Elsa, akhirnya Rp 10.000 kudapat darinya bekal pulang. Nila dan Elsa adalah teman karibku. Mereka biasa kucari, walau mereka tak pernah mencariku. Kelimpungan aku kalau di kampus. Jawab seabrek pertanyaan tentang “teteh, kok sendiri???” beberapa saja yang masih bisa kumintai pertolongan, itupun kalau mereka nggak sibuk. Nggak papa sih, wajar aja.. siapa aku??? Hehe, kasian. Padahal siang itu terasa begitu lapar, begitu inginnya aku makan. Hmm, tapi… lupakanlah, aku harus pulang. Aku sedikit benci pada musik angkot di tengah teriknya Lam